Thursday, September 23, 2004

Surat Buat Presiden Baruku

Masih ingat Abdurahman Faiz, pemenang pertama Lomba Menulis Surat untuk Presiden RI tingkat nasional tahun 2003? Saat itu usianya 8 tahun. Kini
penulis buku Kumpulan puisi "Untuk Bunda dan Dunia" (DAR! Mizan 2004)serta "Guru Matahari" (DAR! Mizan 2004) yang duduk di kelas III di sebuah SD
Negeri itu kembali menulis surat untuk presiden terpilih SBY. Rencananya Faiz juga akan membacakan surat tersebut pada acara Nutrilon Royal Talent Kids, live di Metro TV, Kamis 23 september, pukul 20.00.

SURAT UNTUK PRESIDEN BARUKU
Kepada Yang Terhormat
Presiden RI Ke 6
Bapak SBY
Di tempat

Assalaamu'alaikum.
Apa kabar, Pak? Aku berharap Bapak baik-baik saja seperti aku saat ini. Bapak, namaku Faiz. Sekarang aku duduk di kelas III SD. Aku suka sekali membaca dan menulis. Alhamdulillah aku sudah menerbitkan dua buku. Tahun lalu aku mengirim surat pada Ibu Presiden. Kata orang suratku lucu. Ibu Mega sempat juga membalasnya.
Bapak sayang, selamat ya sudah dipilih rakyat sebagai Presiden Indonesia yang baru. Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti deg degan. Soalnya menjadi Presiden itu kan susah. PR-nya banyak sekali, lebih banyak dari PR seluruh murid sekolah di dunia ini.

Aku tahu juga sedikit tentang PR itu, Pak. Misalnya PR bagaimana membuat rakyat tersenyum lagi. Kan susah ya Pak. Kalau semua harga mahal, untuk makan, berobat dan sekolah saja susah, bagaimana rakyat mau tersenyum? Apalagi cari pekerjaan pun sukar sekali. Kudengar di luar negeri banyak tenaga kerja kita yang disiksa. Lalu kesedihan melihat negeri kita rangking I di dunia untuk korupsi. Padahal teman teman kecilku banyak yang harus berjuang di jalanan. Padahal negeri kita kaya sekali. Makanya aku mendukung Bapak bisa peka dan tegas. Mimpiku sih ingin punya presiden yang dekat sekali dengan rakyat. Tidak malu makan di warung, sering jalan ke tempat kumuh, ngobrol dengan orang kecil seperti aku dan sering tersenyum.

Bapak yang ganteng dan pintar,
Betapa berat menjadi presiden yang tumbuh dari duka lara rakyat. Dan maafkan aku ya karena aku termasuk bagian dari rakyat yang sukanya mengharap. Bagaimana pun, seperti Bapak bilang, Bapak tentu tak bisa berjuang sendirian, tapi bersama kita bisa! Aku yakin itu. Aku juga ingat kata Bunda, kalau kita menjadi orang baik dan punya hati yang bersih, kita akan dicintai tidak hanya di bumi tapi juga di langit.
Makanya aku berdoa semoga pada kepemimpinan Bapak tak ada lagi airmataduka tercurah sia-sia. Hanya ada pelangi di mata kita. Seperti lagu yang sering Bapak dendangkan itu loh.

Selamat berjuang, Presiden baruku. Aku akan selalu mendoakan Bapak. Tapi kalau Bapak salah, biar Bapak Presiden, Doktor dan Jendral berbadan tegap, aku boleh menegur ya? Dan Bapak jangan marah ya, sebab itu aku lakukan karena cinta.

Salam hormat
Abdurahman Faiz
Kelas III SDN 02 Cipayung, Jakarta Timur

0 comments: