Perdebatan yg tak berujungYa Allah, puji syukur kehadiratMu karna telah mengijinkanku berbicara dengannya. Mendengar suaranya tlah membuatku sedikit tenang, paling tidak aku bisa mengetahui kalau dia baik² saja walau tak sepuas melihatnya secara langsung.
Makasih udah mau terima telpku. Makasih atas
petuah bijakmu yg selalu berpedoman pada Kitab Suci Al-Qur'an. Dan petuah bijak itupun yg membuatku selalu merindukanmu. Petuah bijak itu pula yg membuatku kagum padamu sekaligus membuatku ciut dimatamu. Entah karna ilmuku tak sebanding dg ilmu yg kau punya atau karna hal lain?
Perdebatan panjang selalu terjadi saat kau mulai membahas tentang poligami. Tolong jangan samakan aku dengan mereka yg ikhlas dipoligami. Aku tak sanggup jika hal itu menimpaku (naudzubillah)! Aku bukan
Sitti Khadijah, aku hanya seorang wanita biasa yg mendambakan hidup penuh limpahan berkah, rahmat & ridhoNya.
Jangan pernah kau samakan dirimu dengan
Rasulullah. Ia melakukan hal itu karna ingin mengangkat derajat seorang wanita. Menurutku mereka yg berpoligami harus bisa berbuat adil secara lahir & bathin. Jangankan adil pada orang lain, pada diri sendiri saja terkadang kita tak adil. Hanya Allah SWT Yang Maha Adil.
Perdebatan kita tentang hal itu tak pernah selesai. Perdebatan yang tak pernah berujung. Entah sampai kapan perdebatan itu akan berakhir??
Kau tak pernah berubah, selalu saja yang mengakhiri percakapan. Kali ini aku bisa menerima alasanmu karna panggilan Illahi Rabbi telah berkumandang, panggilan utk menunaikan ibadah shalat Ashar. Itulah sebab lain aku mengagumimu, karna keimanan & ketaqwaanmu pd perintahNya.
Ada yg berubah dari dirimu, kau tak lagi jujur seperti yg pernah kukenal. Karna kejujuranmu itupula yg membuatku juga kagum padamu. Kenapa kau tak mau jujur padaku? Apakah kau memang tak meninginkan aku tuk mengenalmu lebih jauh? Apakah kau malu untuk mengungkapkan kebenaran? Bukankah kau sering mengingatkanku
"katakanlah yg benar walaupun itu pahit"! Semoga persahabatan kita akan tetap abadi!
0 comments:
Post a Comment