Tuesday, March 30, 2004

Indahnya Taubat

Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat. Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dan kegelapan, antara dosa dan pahala, antara harapan dan penyesalan saling berebut di hati anda. Bahkan jika hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan, besok pun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu dan tempat berbeda, atau dalam bentuk yang berbeda pula.

Karena itu janganlah takut dengan taubat, karena taubat itu indah dan penuh cinta. Janganlah khawatir dengan taubat, karena kekhawatiran itu adalah nafsu yang dikelola oleh kandang-kandang syetan. Janganlah pesimis atas ampunanNya, karena jika langit dan bumi ini dipenuhi oleh noda-noda kita, dosa-dosa kita, kesalahan dan kezaliman kita, niscaya ampunan, maghfirah, kemaafan, dan cintaNya lebih besar dari
semuanya.

Bahkan kata Ibnu Athaillah as-Sakandary, “Terkadang Allah mentakdirkan hamba-hambaNya berbuat dosa, agar si hamba lebih dekat kepadaNya.” Amboi betapa indah
dan luhurnya Dia, kita harus berbaik sangka kepadaNya, bahwa dosa-dosa pun bagian dari cara Dia mendidik kita. Ketika kita cerdas dan pandai, seluruh kesadaran
kita sudah kembali kepadaNya. Tetapi janganlah kita begitu gegabah memaknai, dengan merasa berbesar diri, menyepelekan dosa-dosa kita, hanya karena dosa kita
tak ada apa-apanya dibanding ampunanNya. Jangan pula kita berbangga dengan dosa-dosa kita, hanya karena berbangga dengan dosa itu melemparkan kita pada
kegelapan paling mengerikan: Jauh dari Cinta dan pelukan Ilahi.

Karena itu mari kita bertobat. Taubatan Nasuha. Taubat yang yang sesungguhnya. Pertama-tama kita taubati dosa-dosa kita, karena hari demi hari, ada saja dosa-dosa yang menempel bagai debu di tubuh kita. Semua hanyalah debu-debu yang hampir tiada artinya, lama-lama telah berubah menjadi kumpulan debu dan gundukan kotoran di tubuh kita, lalu menjadi dosa besar namanya. Apalagi jika kumpulan kotoran itu adalah noda-noda besar kita. Oh, Tuhan, ternyata engkau tidak tega menyiksa mereka, ketika mereka sedang bergelora dalam istighfar. (al-Qur’an)

Lalu kita masuki taubat berikutnya: Taubat atas kealpaan kita, kelalaian kita, dari mengingat allah dalam hari-hari dan waktu kita. Perselingkuhan kita dengan syetan dan dunia, telah mejauhkan diri kita dari Allah, dan Allah terasa hilang dari hati kita.
Detik-detik jantung kita, gerak-gerik syaraf ruhani kita, ternyata begitu terabaikan dari campur tangan Allah disana. Makanya, sudah niscaya, jika istighfar menjadi buah bibir hati kita. Inilah taubatnya para Kekasih Allah. Taubat dari kealpaan bermesraan dengan Allah. Taubat dari kealpaan Dzikrullah. Inabah namanya.

Kemudian tahap selanjutnya, kita bertaubat dari segala apa saja selain Allah. Sebab selain Allah senantiasa sirna, dan hanya WajahNya yang Abadi. Keabadian Allah
janganlah dibiarkan terlantar di kuburan dunia, karena itu segala hal selain Allah sesungguhnya dusta belaka. Dan karenaNya, kita taubati semuanya. Itulah jika kita
ingin meneladani Nabi dan RasulNya. Mereka para pilihan itu, tak ingin sekejap pun hatinya kehilangan Dia. Itulah yang disebut dengan Aubah.

Pertaubatan memanglah sehari-hari tak bisa kita lepaskan. Kata Tawwaabin (orang-orang yang betaubat), dikaitkan dengan Mutathohhirin (orang-orang yang menyucikan hati). Maknanya, taubat sebagai awal pembuka, maka disanalah ada penyucian jiwa. Proses taubat sampai akhirnya, hingga jiwa-jiwa menjadi suci,
adalah proses yang dicintai oleh Allah.

Simpul-simpul Taubat. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat tentang taubat. Kalau disimpulkan manfaat taubat antara lain:

Orang yang bertaubat:

#Taubat itu adalah Cinta-Nya kepada hambaNya (Al-Baqarah 222)
# Taubat itu interopeksi (An-Nisaa’ 17-18)
# Taubat itu akan meraih kenikmatan yang bajik (huud, 3)
# Taubat itu membawa kemenangan dan kebahagiaan (An-Nuur, 31)
# Taubat itu meleburkan diri dalam KasihNya (Al-Maaidah, 74)
# Taubat itu lebih baik dari alternative lainnya (At-Taubah, 74)
# Taubat yang sesungguhnya diiringi oleh amal yang saleh (Al-Furqon, 71, An- Nuur, 5, Ali Imron, 89, An-Nisaa’ 146, al-Qashshah 67, Maryam, 60, al-Maidah, 39, Al-An’aam, 45, Al-A’raaf, 42 dll)
# Taubat itu harapan Allah pada hambaNya (An-Nisaa’, 27)
# Segera bertaubat adalah wujud ampunan Allah (An-Nisaa’17)
# Taubat itu membeningkan hati, (At-Tahrim, 4)
# Taubat itu tanda mendapat hidayah (Thaha, 122)
# Taubat itu menghilangkan kekerasan hati (At-Taubah 15)
# Senantiasa beribadah, memuji Allah, pasrah dan Ruku’ serta berujud (At-Taubah, 112)

Orang yang menolak Taubat :

#Menolak taubat berarti tergolong zalim (al-Hujurat 11)
# Menolak taubat berarti ada penyimpangan jiwa (At-Taubat 117)
# Akan mendapatkan siksa (Ghafir, 3)
# Karakteristik orang-orang kafir (Ali Imron 90)
# Senantiasa alpa kepada Allah (At-Taubah 126)

0 comments: