Wednesday, August 16, 2006

Bahagianya Terlepas Dari Penjajah

Seminggu yang lalu kakak laki² ku datang bersama 2 anaknya, anak pertama laki2 (4,5th) Amnan namanya & anak ke-2 perempuan (2,5th) namanya Nabiha. Waktu mereka datang, aku sudah berpikiran pasti ada apa2 karna mereka datang tanpa sang ibu alias istrinya kkku. Saat itu aku lagi semangat membersihkan rumah yang sejak keteteran dg orderan rajutan gak sempat bersih² rumah. Kkku mengajak aku, ibu & adikku bicara. Dia ceritakan masalah yg sedang dihadapi saat ini. Dia bilang istrinya ngambek & pergi meninggalkan mereka. Dan dia menitipkan ke-2 anaknya pada ibu, aku & adikku. Saat itu aku hanya bilang, aku gak keberatan dia menitipkan anaknya tapi ibu butuh orang untuk menjaganya karna aku, adikku & kita yg tinggal di rumah sudah punya kesibukkan sendiri. Adikku yg menyanggupi utk menjaga anak2nya & dia pun sempat berniat utk mengajak Amnan ke bengkel tiap hari untuk meringankan ibuku yang sudah mengurus cucunya yg baru berumur 2 minggu.

Hari pertama dilalui dengan penuh kelelahan karena tambahan pekerjaan dg mengurus 2 orang anak. Amnan ini anaknya keras kepala dan suka jajan. Sedangkan Nabiha, anaknya keras kepala, cengeng & jorok. Ke-2 anak ini anteng kalo ada bapaknya, kalo bapaknya kerja/pergi mulailah perhelatan hebat itu alias kenakalan Amnan & teriakan tangisannya Nabiha yg membuat seisi rumah tak tahan mendengarnya. Hari berlalu dengan kondisi yang sangat tidak mengenakkan setiap harinya seperti itu. Sempat 1 kali adikku begadang karna Nabiha nangis tak mau berhenti di tengah malam. Besok paginya adikku bolos tidak pergi ke bengkel tempatnya mencari nafkah. Ibu juga mulai mengeluh pusing dan capek. Aku yang jarang di rumah karna kerja dan harus ke kampus, jadi semakin tak tahan dengan kondisi seperti ini. Hari Minggu kemarin, aku memberanikan diri utk bicara terus terang pada kkku. Sebelumnya aku udah minta ijin sama ibu & adikku. Sebenarnya mereka juga tak tahan dg kondisi ini tapi mereka tak berani ngomong pada kkku. Kkku ini orangnya sangat keras kepala dan merasa dirinya paling benar. Sebenarnya ibuku tak setuju aku bicara terus terang pada kkku, ibu takut kkku marah padaku. Aku tak takut dia marah padaku. Lebih baik aku dimarahinya, daripada aku melihat ibu & seisi rumah tertekan dengan kondisi yang ada.

Akhirnya tibalah waktunya, aku memulai pembicaraan dg tangan bergemetar karena menahan emosi. Aku berusaha untuk berbicara sehalus mungkin dan menahan agar nada suaraku tak meninggi. Pembicaraan semakin memanas karena kkku tak mau dirinya disalahkan. Aku bilang padanya tak ada yg menyalahinya, semua ini resiko yg harus dia terima. Inti dari pembicaraanku adalah "jangan pernah melibatkan kami dalam urusan rumah tangganya dan jangan pernah bebani kami dg permasalahan rumah tangganya." Sebenarnya kami sekeluarga termasuk alm bapak tidak menyetujui pernikahannya tapi dia ngotot utk menikahi wanita pilihannya itu yg kita sudah tau bakal seperti ini jadinya. Pembicaraan semakin melebar hingga masalah warisan. Sebenarnya aku paling males ngomong sama kkku karna pasti akan melebar kemana² omongannya. Dan aku paling enggan bicara soal warisan, karna kasihan alm bapak disana. Sampe2 ponakanku yg pertama (Uta, 14th) menangis ketika mendengar kami membicarakan ttg warisan. Dia bilang kasihan mbah akung disana.

Saat aku berbicara sama kkku datanglah kk pertamaku dan pembicaraan makin seru. Ibuku hanya diam saja karna dia juga sebenarnya malas ngomong sama kk laki2ku itu yg ujung2nya bakal jadi ribut. Ya begitulah sikap kk laki2ku yg sangat egois. Akhirnya sore itu juga kk laki2ku pergi dari rumah kami dengan membawa ke-2 orang anaknya. Ada perasaan lega di hati ini karena ketenangan yg telah dia rampas dapat kurebut kembali. Ternyata bukan hanya aku yg merasa lega dg kepergian mereka. Adikku & istrinya, keluarga kk pertamaku, mbahku & terutama ibu. Mereka tidak berani ngomong karna takut dimarahi sama kk laki2ku.

Pfiuuuuuuuuh... lega rasanya mengusir penjajah dari rumah sendiri. Yg kusebut penjajah adalah kk laki2ku yg telah merampas ketenangan hidupku & keluarga. Biarlah dia marah padaku, asalkan aku berbicara demi kebenaran dan ketenangan hidup kami. Aku gak rela aja kalo sampe mereka membuat ibu jatuh sakit. Siapapun atau apapun yg membuat hidup ibuku tak tenang, aku pasti akan bertindak. Soalnya ibu satu2nya orang tuaku, yang seharusnya menikmati ketenangan & kebahagiaan selama sisa hidupnya.

Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesadaran) bagi orang-orang yang berfikir. (Surah al-Rum: 21)

Sesiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti jirannya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah pesanan supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 4890)

0 comments: