1 Juni 2001, aku resmi menjadi stafnya, Personalia & General Affair Staff. Dengan ilmu yang sangat minim, aku belajar banyak darinya. Mulai dari pembuatan surat menyurat, surat perjanjian kerja, menyiapkan dokumen perijinan, menghitung gaji, pph21 bulan dan tahun, mewawancara calon karyawan, menghadapi karyawan dengan aneka ragam konflik, menanggapi keluhan karyawan tentang kenaikan gaji dan bonus dan masih banyak lagi ilmu yang kuperoleh darinya.
Selama 6 tahun menjadi anak buahnya, tak pernah ada kata-kata kasar dan melukai hati ini. Yang ada hanya kata-kata semangat dan nasihat yang menyejukkan. Canda tawa yang membuatku rindu.
Ketika aku memutuskan untuk kuliah, dia bertanya:
"Kenapa tidak melanjutkan pendidikan sekretaris? Kamu kan dulunya sekretaris?" dengan kata-katanya yang tenang
"Saya tidak berminat menjadi sekretaris pak, cukup jadi sekretaris pribadi suami saya saja." dia pun tergelak tawa
"Kenapa nggak ngambil jurusan hukum? Biar lebih mantab di Personalia."
"Maaf pak, saya tidak sreg dengan Personalia. Kalau IT semua divisi membutuhkan, paling tidak, ilmunya bisa saya gunakan untuk diri sendiri atau untuk anak-anak saya nantinya."
"Bagus, saya suka jawaban kamu. Yang benar kuliahnya ya, biar cepat lulus." Begitu nasihatnya
"Aamiin, makasih pak."
Ketika ada seorang teman yang melaporkan kepadanya karena kudiamkan, dia bertanya:
"Kamu kenapa sama x?" tanyanya menyelidik.
"Kesel pak, sombong banget. Katanya disini cuma dia yang lulusan S1. Biar lulus S1, kerjanya juga nggak becus." jawabku menggebu
"Sombong sekali dia." jawabnya ikutan menggebu
"Lihat saja pak, kalau saya lulus akan saya lempar ijazah S1 saya ke mukanya." seru ku memanas
"Ya udah diamkan saja, yang sabar ya." nasihatnya menenangkanku.
Ketika bapakku meninggal, dia kuanggap seperti bapakku sendiri. Dan Alhamdulillah ia tidak keberatan.
Ketika ada seorang teman yang berkata tidak hormat kepadamu, aku geram, marah dan memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Aku tidak terima bapak yang sudah kuanggap seperti bapakku sendiri diperlakukan tidak hormat. Dan aku memutuskan untuk meninggalkan tempat itu karena sudah tidak tahan dengan situasi dan kondisi lingkungannya.
Ketika aku resign, dia mempertahankan agar aku memperoleh sesuai hak yang harus kuterima. Walau perjuangannya tak membuahkan hasil. Aku menerima apa yang sudah diputuskan, aku yakin rejekiku di tempat lain sudah disiapkan Allah yang lebih berkah. aamiin.
Aku ingat, dia mulai sakit beberapa bulan setelah aku resign. Aku sempat membesuknya karena masih di Bekasi. Tapi setelah itu dia sempat pindah ke luar kota dan sekarang dia tinggal di Balikpapan bersama anaknya.
Beberapa hari yang lalu aku mendapat kabar, dia jatuh di kamar mandi dan terkena serangan stroke untuk ke-2 kalinya. Sedih mendengar berita itu. Karena tak bisa membesuknya. Pikiran ini tak tenang, karena ingin tau keadaannya saat ini.
Cepet sembuh ya pak, biar bisa balik ke Jakarta lagi. Kita kumpul-kumpul dan nostalgia ya pak di Jakarta.
Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tolong limpahkan rahmat kasih sayangMu padanya. Tolong ampuni semua dosa yang mengakibatkan sakit di tubuhnya. Tolong angkat semua penyakit dan rasa sakit dari tubuh. Sembuhkanlah semua penyakit dan rasa sakit dari tubuhnya ya Rabb. Agar ia bisa berkumpul kembali bersama keluarga tercinta. Tolong sampaikan rasa kangenku padanya. Terima kasih Ya Tuhan.