Monday, December 01, 2008

Mendadak Jadi Konsultan Benang

Waktu hari Jum'at, janjian sama mbak Aida. Ini yang ke-2 kalinya kencan sama mbak Aida. Yang pertama Jum'at beberapa pekan yang lalu. Kami janjian di mayestik sambil menikmati sate telor dan ditemani derasnya hujan. Kali ini kami janjian di Blok M Plasa. Niatnya makan di ayam ganthari, hunting buku dan mampir ke Micki Mocko.

Dari kantor aku langsung meluncur ke Blok M, mampir bentar di Mesjid dekat terminal. Selesai maghrib bergegas ke Ayam Ganthari. Pas sampe di deket Ganthari, kok ada kehebohan. Ternyata ada anak SMU yang tawuran. Aku sempat berhenti, takut kena timpukan nyasar. Semua yang ada disana panik terutama para pedagang warung tenda. Gak lama kehebohan itu berhenti. Aku melihat segerombolan anak SMU dengan wajah tak puas berjalan ke arah SMU 6. Sedangkan lawannya kembali ke arah SMU 70. Weleh hari gini kok ya masih tawuran tho? Gak mesakne karo wong tuwone.

Setelah keadaan aman, aku baru menuju Ganthari. Ternyata mbak Aida dan mbak Yuli juga sudah sampai. Ya wes langsung deh pesen makan. Setelah melahap ayam bakar dan teh botol, kami pun bergegas ke Blok M Plasa. Yang pertama dituju adalah Gunung Agung. Mbak Aida semangat banget mau beli buku Maryamah Karpov. Sementara aku bergegas ke buku anak. Nyari buku Magicals Crystal, tapi lagi kosong. Bingung mau beli buku anak-anak apa? Akhirnya malah beli buku TIKIL-nya mas IWOK sama buku ini.

Setelah selesai dari Gunung Agung, kami bergegas ke Micki Mocko yang letaknya bersebelahan dengan Gunung Agung. Di Mimo ada tante Yeti (pemilik Mimo) & suami ditemani seorang customer (ibu-ibu). Aku, mbak Aida dan mbak Yuli langsung masuk. Wajah tante Yeti langsung sumringah. Senyumnya mengembang.

"Kemana aja Linda, kok baru nongol?" begitu salam pembukanya.

"Hehehehe iya tante, maaf baru sempet." Jawabku sambil senyam senyum

Trus kami langsung terlibat obrolan seru seputar dunia rajutan. Tiba-tiba ibu yang dari tadi ada disana menyodorkan project rajutan dan benang berwarna peach.

"Mbak, yang ini sama gak warnanya?"

Sontak aku melihat ke arah project rajutan dan benang yang disodorkan ibu itu, "gak sama bu!"

Aku kembali ke obrolan seru bersama mbak Aida dan tante Yeti. Tiba-tiba ibu itu menyodorkan lagi warna benang yang lain.

"Kalo yang ini sama gak mbak?"

"Nah yang ini sama bu, warnanya! Kalo ibu berani dikombinasi aja warnanya." Saranku

"Anak saya maunya satu warna mbak."

Ibu itu kembali memilih-milih benang. Tiba-tiba dia menyodorkan 4 warna benang yang berbeda.

"Mbak, kalo yang ini mana yang bagus?"

Aku pilih warna abu-abu dan ungu mengkilat.

Gak lama dia balik lagi dengan 2 warna biru, baby blue dan biru cowok. Gimana biru cowok? Tanya aja sendiri sama cowok gimana warna biru yang bagus buat dia

"Kalo ini yang bagus mana mbak?"

Aku pilih biru cowok, sedangkan mbak Aida milih yang baby blue. Terakhir dia menyodorkan warna ijo lumut.

"Kalo yang ini bagus gak mbak?"


"Kurang bagus bu!" Jawabku singkat

Trus ibu itu meminta ku memilihkan warna benang yang akan dibuat syal untuk cowok. Mataku langsung mencari. Aku pilihkan yang ini, ibu itu bilang gak. Aku pilihkan yang itu dia bilang gak juga. Weleh bingung rek.

Trus ibu itu tiba-tiba berdiri menghampiri sebuah kotak. Dia buka kotak itu dan isinya baju rajutan. Wuiiiiiiiiiih cantik banget itu baju.

"Nah bu, itu warna benangnya bagus tuh." kataku
"Ada benak keq gini gak?" Tanya ibu itu ke tante Yeti.
"Gak ada bu, itu benang impor. Saya beli baju itu waktu jalan-jalan ke Luar Negeri. Tapi lupa kemana." Jawab tante Yeti.

Aku dan mbak Aida kompakan menjawab. "Hmmmmmmm pantes"

Lalu aku sarankan sama ibu itu, "bu kalo beli benang 1 warna minimal 2."

"Ah saya dah biasa bikin kok, satu cukup." Jawabnya sok tau

"Hehehehe iya, giliran kurang repot dah nyari warna yang sama." Jawabku

Gak tau deh ibu itu beli berapa banyak benang, wong waktu pergi slonong boy aja kok. Mbak Ai, makasih traktirannya ya. Mbak Yuli jangan kapok diculik sama mbak Ai

0 comments: