Thursday, August 16, 2007

Airmata Yang Membawaku Pada Kemenangan

Waktu aku SD, aku tak pernah absen untuk ikutan lomba 17 Agustusan di lingkungan rumahku. Aku mendaftar di semua lomba yang diadakan oleh panitia. Mulai dari makan kerupuk, memasukkan bolpoint ke dalam botol, lari bendera, memasukkan benang ke dalam jarum sambil berjalan, pukul balon, mengambil uang di buah pepaya yang dilumuri oleh oli dan minyak goreng, sampai lomba mengiris bawang merah. Nah lomba yang paling berkesan buatku adalah lomba mengiris bawang merah.

Lomba ini adalah pertama kalinya diadakan di lingkungan sekitarku. Waktu itu aku kelas 4 SD, dan teman-teman seusiaku tak ada yang mendaftar sebagai peserta lomba tersebut. Aku adalah peserta paling kecil dalam lomba itu karena peserta yang lainnya kakak-kakak yang sudah SMP dan SMU. Bermodal pengalaman membantu ibu mengiris bawang di rumah, aku ikut lomba itu melawan kakak-kakak SMP dan SMU. Sebenernya aku hanya ingin meramaikan acara 17-an saja. Kalau menang alhamdulillah, kalau kalah ya gak masalah.

Panitia mulai menghitung mundur, aku dan para peserta lainnya siap-siap dengan memegang pisau di tangan kanan dan satu siung bawang merah di kiri. Tiga... dua... satu... priiiiiiiiiiiiiiiiiit, pluit dibunyikan dan kamipun berlomba mengiris bawang merah yang telah disediakan oleh panitia. Tak terasa setiap kali mengiris bawang merah, airmataku meleleh. Makin banyak irisan yang kuperoleh, makin deras deraian air mata. Sambil mengiris bawang merah, aku sibuk mengusap air mata yang membasahi pipi.

Waktu terus berjalan, panitia kembali membunyikan pluit... priiiiiiiiiiiiitttt. Tanda lomba usai. Aku dan para perserta lainnya segera meletakkan pisau dan bawang merah yang ada di genggaman. Panitiapun berkeliling ke meja para peserta. Beberapa menit kemudian, panitia pun mengumumkan juara dari lomba mengiris bawang merah itu. Ketentuan lombanya, irisan bawang harus tipis seperti untuk bawang goreng. Ternyata namaku disebut sebagai pemenang ke-dua dalam lomba tersebut. Waaaaaaaaaaaaaah senangnya hatiku.

Setelah menerima hadiah dari panitia, aku berlari pulang ke rumah menemui ibu. Ibu... ibu... Linda menang lomba. Ibu memelukku dan mengucapkan selamat. Setelah melepaskan pelukannya ibu baru bertanya. "Menang lomba apa?" Lomba mengiris bawang merah bu, jawabku. Waaaaaaaaaah... gak sia-sia deh sering bantu ibu meracik sayuran termasuk mengiris bawang merah.

0 comments: