Kemarin baru saja aku memperpanjang KTP. Biasanya kalo perpanjang KTP minta tolong Alm Bapak. Tapi kali ini, aku datang langsung ke kantor Kelurahan. Itu juga terpaksa, karena dapat info dari pak RT setempat bahwa perpanjang KTP tidak boleh diwakilkan.
Datang ke kantor Kelurahan langsung laporan untuk perpanjang KTP. Sempat nunggu beberapa menit karna sebelumnya ada yang mengurus Kartu Keluarga. Setelah itu ditanya Surat Pengantar dari RT dan RW.
"Maaf bu, saya tidak bawa. Karena menurut info dari Pak RT-nya, saya diminta datang langsung ke Kelurahan. Tolong bu, saya kantornya jauh. Dan tidak mungkin bolak balik lagi." Jawabku memelas
"Oh ya sudah, masuk aja mbak." Petugas itu pun menyuruhku masuk ke ruangannya.
"Alhamdulillah...."
"Nama bapak siapa? Nama Ibu? Golongan Darah? Lulusan? Sudah Menikah?"
Setelah selesai dengan pertanyaan-pertanyaan itu, aku diminta duduk untuk difoto.
"Duduk disitu mbak, tatap ke arah kamera ya!" Perintah ibu itu sambil tetap sibuk dengan komputer dan kamera yang sudah terhubung dengan komputer.
"Sekarang mbak tolong masukkan sidik jari 4x disini (sambil menunjuk satu alat di dekat komputer). Ya sudah selesai mbak. Nanti urusannya sama pak RT ya, karen mbak tidak membawa surat pengantar!"
HAH? Weleh, gimana si ibu. Foto tanpa aba-aba
"Tolong dibantu administrasinya mbak." tegas ibu itu
"Berapa bu?" tanyaku polos
"Seikhlasnya aja mbak," jawabnya datar
"Biasanya berapa ya bu?" tanyaku makin polos
"Lima ribu aja mbak," jawabnya ringan
"Jadi saya ambil KTP-nya sama Pak RT ya bu? Makasih ya bu!"
Sorenya Pak RT datang menghampiri dengan KTP baru ku. Olala fotonya nggak banget
Datang ke kantor Kelurahan langsung laporan untuk perpanjang KTP. Sempat nunggu beberapa menit karna sebelumnya ada yang mengurus Kartu Keluarga. Setelah itu ditanya Surat Pengantar dari RT dan RW.
"Maaf bu, saya tidak bawa. Karena menurut info dari Pak RT-nya, saya diminta datang langsung ke Kelurahan. Tolong bu, saya kantornya jauh. Dan tidak mungkin bolak balik lagi." Jawabku memelas
"Oh ya sudah, masuk aja mbak." Petugas itu pun menyuruhku masuk ke ruangannya.
"Alhamdulillah...."
"Nama bapak siapa? Nama Ibu? Golongan Darah? Lulusan? Sudah Menikah?"
Setelah selesai dengan pertanyaan-pertanyaan itu, aku diminta duduk untuk difoto.
"Duduk disitu mbak, tatap ke arah kamera ya!" Perintah ibu itu sambil tetap sibuk dengan komputer dan kamera yang sudah terhubung dengan komputer.
"Sekarang mbak tolong masukkan sidik jari 4x disini (sambil menunjuk satu alat di dekat komputer). Ya sudah selesai mbak. Nanti urusannya sama pak RT ya, karen mbak tidak membawa surat pengantar!"
HAH? Weleh, gimana si ibu. Foto tanpa aba-aba
"Tolong dibantu administrasinya mbak." tegas ibu itu
"Berapa bu?" tanyaku polos
"Seikhlasnya aja mbak," jawabnya datar
"Biasanya berapa ya bu?" tanyaku makin polos
"Lima ribu aja mbak," jawabnya ringan
"Jadi saya ambil KTP-nya sama Pak RT ya bu? Makasih ya bu!"
Sorenya Pak RT datang menghampiri dengan KTP baru ku. Olala fotonya nggak banget