Ketika kedamaian menjadi sebuah Impian
Seperti yang kita ketahui bahwa di Papua sering sekali terjadi perang antar suku. Film ini memberikan pesan, bahwa betapa mereka yang hidup di Papua sangat menginginkan hidup yang penuh kedamaian.
Adat-adat yang baik masih bisa dipertahankan tapi kalau yang tidak baik, seharusnya ditinggalkan. Seperti adanya semboyan mata dibayar mata, gigi dibayar gigi yang tak asing bagi penduduk Papua. "Tuhan ciptakan kau pu tangan bukan untuk menyakiti!"
Atau denda adat berupa sejumlah uang, yang mungkin membuat kita terkejut mendengar jumlah nominalnya. Atau melukai diri ketika kehilangan anggota keluarga. "Cinta itu indah, tapi kehilangan itu yang menyakitkan."
Betapa kita semua yang hidup di dunia ini sangat menginginkan hidup penuh kedamaian, tanpa kekerasan, peperangan, pertaruhan nyawa hanya karena hal sepele.
Film yang bagus dengan akting para pemainnya yang memukau serta dilengkapi pemandangan subhanallah indahnya. Betapa kaya negeri ini, seharusnya tidak ada yang hidup menderita. Karena tongkat dan kayu saja jika bisa menjadi tanaman.
Orang yang tidak berpakaian bukanlah orang yang primitif, orang yang primitif adalah orang yang berperang hanya untuk mendapatkan harga dirinya. Semoga mereka yang sedang bertikai hanya karena mempertaruhkan harga diri, segera sadar. Bahwa "Tuhan yang mana yang mengajarkan, memperoleh harga diri dengan peperangan?"
Ternyata hidup di Papua itu mahal ya? Masa beli beras 2 karung + 10 Liter Minyak harganya 3,8 juta. Subhanallah.
Ayo bapak, ibu, om, tante ajak keluarganya nonton film ini.
Foto dari google.
Gorro con esquema jacquard al crochet
9 years ago
0 comments:
Post a Comment