Beberapa waktu yang lalu saya mencoba naik KA dari Gondangdia menuju Depok. Karena belum pernah, jadi saya mencari barengan. Kebetulan salah seorang teman kantor yang tinggal di Depok lagi piket di hari Minggu. Jadi saya menghampiri teman itu ke kantor untuk berangkat bareng ke Depok.
Dari kantor di kawasan Kebon Sirih, aku dan temanku jalan pukul 15.10 menuju Stasiun Gondangdia. Aku benar-benar buta urusan transportasi KA. Dan sudah pasti tak hentinya bertanya. Untungnya temanku yang ini sabar, makasih ya mas
Aku : "Mas kok lewat sini." ketika mengikuti temanku berjalan menuju sisi kanan stasiun Gondangdia kalau dari arah Kebon Sirih.
Teman: "Iya mbk, kita lewat sini. Jalannya memang kesini." jawabnya santai
Aku : "Mas tolong beliin tiket ya, aku nggak ngerti." Sambil menyerahkan selembar sepuluh ribuan
Teman: "Ini mbak." Menyerahkan selembar tiket dan uang kembalian.
Aku : "Loh kok cuma satu belinya mas?" tanyaku heran.
Teman: "Aku pake abu mbk." jawabnya singkat.
Aku : "Keretanya datang jam berapa mas?" Sambil sibuk melihat jam yang tertera di layar hp.
Teman: "Sebentar lagi mbak, kayaknya KA-nya terlambat." jawabnya tetap santai
Pfiuuuuuuuuuuh... benar-benar kurang informasi nih di Stasiun. Ada informasi dari petugas mengenai kedatangan dan keberangkatan KA, tapi suaranya tidak terdengar dengan jelas. Alhasil aku terus bertanya sama temanku. Untung temanku orangnya super sabar. Sekitar pukul 15.45 KA nya baru datang. Kami naik KA AC Ekonomi dengan penumpang yang lumayan penuh, karena banyak yang berdiri.
Itu KA aneh, bilangnya AC tapi di setiap gerbong dipasang kipas angin. Dan setiap melewati stasiun aku pun tak hentinya bertanya. Karena dari sekian banyak stasiun yang dilewati hanya beberapa saja yang ada infonya seperti Stasiun Cikini, Tebet, dan aku lupa apalagi. Setelah tiba di satu stasiun sebelum stasiun Pondok Cina, temanku menginfokan aku untuk siap-siap turun. Tujuanku adalah Detos (Depok Town Square).
Info dari temanku, Detos berada persis di bersebelahan dengan Stasiun Pocin. Ketika turun dari KA, aku bertanya dengan seorang ibu yang sedang duduk.
Aku: "Bu, maaf. Kalau mau ke DETOS lewat mana ya?" Sumpah, ini pertama kalinya ke DETOS naik KA. Biasanya ke Depok naik mobil bareng teman-teman.
Ibu: "Lewat situ mbak, itu dia DETOS udah keliatan kok dari sini." sambil menunjuk sebuah gedung bercat putih
Aku: "Makasih ya bu." bergegas menuju arah yang ditunjuk ibu tersebut.
Aku berjalan di pinggir tembok pembatas antara stasiun Pocin dan rumah warga. Dan terlihatlah sebuah mall yang persis berada di bersebelahan dengan stasiun Pocin. Aku masuk ke dalamnya dan menghubungi mbk Oty, yang akan kutemui di Detos.
Setelah bertemu dengan mbak Oty, sekitar jam 5 aku berpamitan. Usai sholat Ashar, aku kembali berjalan menuju Stasiun Pocin. Lalu aku menuju loket pembelian tiket, kali ini aku sendirian.
Aku : "Pak, Stasiun Jakarta Kota AC Ekonomi." sambil menyerahkan selembar sepuluh ribuan.
Petugas loket: "Ini mbk." Sambil menyerahkan selembar tiket dan uang kembalian.
Aku : "Loh kok Ekonomi pak? AC Ekonomi-nya nggak ada pak?" tanyaku heran.
Petugas loket: "AC Ekonomi adanya jam 20.30 mb." jawabnya cepat
Waduh... Akhirnya aku mencari bangku kosong untuk duduk. Kali ini informasi kedatangan dan keberangkatan KA lebih jelas terdengar. Sekitar jam 17.50 KA yang kutunggu datang. Aku mengikuti orang-orang yang berjalan ke arah lebih depan. Dan ketika KA berhenti persis di depanku, aku pun langsung naik. Subhanallah, KA-nya penuh sesak. Aku saja berdiri hampir di pinggir pintu KA yang tidak ada pembatasnya atau pintunya sama sekali.
Setiap stasiun yang dilewati aku menebak-nebak sudah sampai dimana. Pfiuuuuuuuuuh... benar-benar miskin informasi di Stasiun. Dan satu pelajaran lagi yang kudapat, ketika turun dari KA yang pintunya di sebelah kanan. Aku hampir terjatuh karena limbung. Kata seorang bapak seharusnya aku turun dengan kaki kanan bukan kaki kiri. Weleh, maklum deh terbiasa turun dari angkot kaki kiri duluan. Benar-benar pengalaman yang berharga buatku.
Kesan pertama naik KA EKONOMI, KAPOK. Selanjutnya terserah anda.
Oh iya, kenapa nggak ada yang bertindak ya dengan penumpang KA seperti di fotoku ini? *geleng-geleng kepala*