Dua kali menemani kakak nungguin suaminya yang dirawat di RS, memberikanku banyak ilmu berharga. Betapa para istri harus penuh kesabaran dan kekuatan ketika sedang merawat suami yang sedang sakit.
Para istri juga harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya sebelum berangkat ke RS, karena tidak semua rumah tangga punya asisten untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Para Istri juga harus cerdas mengatur keuangan yang mayoritas lebih banyak yang berkekurangan. Belum lagi mengurus administrasi ini dan itu dari RS serta menebus obat untuk suaminya. Ditambah lagi mengurus anak-anak yang dititipkan Allah.
Subhanallah, menjadi istri apalagi ibu itu ternyata harus punya kekuatan extra. Harus cerdas menjaga kesehatan. Apakah ada suami yang mau mengurus ketika istrinya sakit? Banyak kok suami yang penuh cinta mengurus istri yang sakit. Merekalah bidadari dan bidara surga, yang mengurus pasangannya dengan penuh cinta, kasih, sayang dan perhatian karena Allah.
Melihat suami yang sakit, sudah pasti membuat hati sang istri seperti teriris. Belum lagi jika suaminya cerewet, bawel dan senang mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Apalagi sampai bertindak kasar kepada istrinya.
Ketika penyakit menyerang, hingga membuat kita tak berdaya melakukan apapun. Terkadang nafaspun harus dibantu oleh sebuah alat, selang yang menancap di beberapa bagian tubuh. Tapi kenapa ketika sakitnya sudah membaik, kembali lagi kata-kata dan perlakuan kasar sang suami kepada istri. Astaghfirullahaldziim.
Aku paling nggak bisa mendengar kata-kata yang kasar, apalagi sampai tindakan kasar. Gemes rasanya, dan tak tahan melihatnya. ARRRRRRRGGGGGGGGGGGGGHHHHH
Duhai para suami,
Mengertilah, bahwa istrimu juga manusia. Yang ingin disayangi, ingin dihargai, ingin dikasihi, ingin diperhatikan. Semua karena cinta kepada Allah. Berikan kata-kata yang semanis madu dan seharum bunga. Agar rasa lelahnya telah mengurus segala macam pekerjaan rumah tangga terbayarkan dengan rasa kasih sayang suami yang penuh cinta karena Allah.
Jangan berikan istrimu kata-kata seperti lalat dan sepahit empedu. Karena akan membuatnya sakit hati dan bersedih. Bukankah Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan, "“Sebaik-baiknya kamu adalah yang terbaik kepada istrimu."
Semoga Allah menitipkan kepadaku suami yang berakhak mulia, penuh kasih sayang, penuh kelembutan, penuh perhatian, penuh tanggung jawab, penuh pengertian, penuh cinta dan kasih sayang karena Allah. Aamiin
Semoga semua perbuatan yang dilakukan para istri terhadap suaminya juga sebaliknya menjadi ladang amal bagi pasangannya untuk menjadi bekal kembali ke kampung akhirat. Aamiin....
foto diambil: rezapalavi.wordpress.com