Sabtu 180611, aku bersama 2 ponakanku (Alfi dan Rafif) nonton Serdadu Kumbang. Ini pertama kalinya Rafif nonton di Bioskop, kalau Alfi (kakaknya) sudah beberapa kali kuajak nonton.
Film ini bercerita tentang persahabatan tiga orang anak: Amek, Umbe dan Acan dari Desa Mantar - Sumbawa - Nusa Tenggara Barat. Dengan kondisi keluarga yang serba kekurangan.
Amek seorang anak penderita celah bibir (bibir sumbing) yang tinggal bersama ina (ibunya) dan kakaknya Minun (yang juara kelas). Sudah beberapa tahun ditinggal merantau oleh Ayahnya (Zakaria) ke negeri Malaysia. Amek mempunyai kuda kesayangan bernama Smodeng.
Walau hidup dalam keadaan yang serba kekurangan, Amek bercita-cita ingin menjadi Presenter TV. Tapi karena celah bibir yang dideritanya, ia tidak berani mengungkapkan cita-citanya kepada guru dan teman-teman di sekolahnya.
Film ini sangat menarik, karena berisi banyak kritik sosial yang sedang berkembang selama ini. Salah satunya adalah, seorang guru yang sibuk dengan ponsel-nya ketika mengajar. Ini sungguh-sungguh hal yang memiriskan hati.
Bahagianya jadi Amek, karena memiliki seorang kakak yang begitu menyayanginya. Ia rela mengorbankan uang tabungannya untuk menebus Smodeng yang diambil oleh Pemilik Toko Jam yang ditipu bapaknya.
Yang paling berkesan dari film ini, adanya seorang pengayom (Pakpin) yang disegani masyarakat di desanya. Yang bisa menjadi penengah dalam setiap masalah yang terjadi. Membuat kehidupan di desa menjadi lebih tentram karena ada yang bisa menjadi panutan. Semoga saja semakin banyak orang yang bisa mengayomi sehingga negeri ini menjadi damai dan tenteram
"Saya tidak bangga kalau cucu saya cerdas di kepala tetapi tidak cerdas di dalam hati."
2 comments:
bagus ya Lind filmnya?
film2 Ari Sihasale & Nia Zulkarnaen inspiratif semua ya rata2?
iya Di filmnya keren. salut buat Alenia. apa kbr Di?
Post a Comment