Beberapa minggu yang lalu, aku ditemani Utha 18th (ponakan pertama) belanja bulanan di Carefour Kebayoran Lama. Ketika kami berdua sedang mengambil backpack yang saya titipkan di loker penitipan, ada seorang bapak yang menegur.
Bapak: "Adek umurnya berapa?" sambil menunjuk ke arah Utha
Aku dan Utha reflek menoleh ke asal suara, seorang bapak dengan tubuh tinggi besar dan mata sedikit berkaca-kaca.
Utha : "18 th pak." jawabnya cepat
Bapak: "Anak saya juga seumuran adik ini, wajahnya mirip sekali. Tapi sayang sudah meninggal."
"Innalillahi wa inna illaihi roji'un"
Aku : "Sakit apa pak anaknya?" tanyaku penasaran.
Bapak: "Kecelakaan motor mbk, ditabrak di fly over Ciputat. Anak saya kalau masih hidup sebesar adik ini. Wajahnya juga mirip." jawabnya masih dengan mata berkaca-kaca.
Aku : "Dia keponakan saya yang pertama pak." sahutku menjelaskan.
Pantes aja dari tadi waktu kami berdua berkeliling belanja, bapak itu seperti mengikuti kami berdua. Ternyata dia teringat anaknya yang mendinggal. Kalau nggak keberatan, keponakan saya mau kok pak dianggap sebagai anak :) *sambil lirik kakak Utha
Innalillahi wa inna illaihi roji'un. Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya pak untuk kepergian ananda tercinta. Semoga Allah melapangkan & menerangi kubur almarhum. Dan menempatkan almarhum di tempat terbaik di sisiNya. Semoga bapak dan keluarga diberi kekuatan dan ketegaran menghadapi semua cobaan. Amin amin Allahumma amin
4 comments:
kebayang deh rasanya jadi bapak itu, kangen sama anaknya yang sudah meninggal, ikut sedih mba Lin, hmmm trus si uthanya gimana? mau dianggap anak? hehe
aku sudah merasakan gimana rasanya kehilangan bapak tersayang say. kata utha, mau aja tante dijadiin anak si bapak :D
Sedih ya, Lin, tak terbayang rasanya kalau kehilangan anak :(
Semoga bapak tersebut segera bisa menghilangkan rasa dukanya.
iya ina, sedih banget. amin amin
Post a Comment