M. Quraish Shihab
Makanlah apa yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, kalau memang kamu orang-orang beriman dan mukmin.
Makanan atau sembelihan orang Nasrani itu halal dimakan. Imam Syafi'i berpendapat, orang yang menyembelih binatang yang halal, walaupun ketika menyembelih tidak menyebut salah satu asma Allah, sembelihan itu halal. Yang dilarang itu jika diberi berhala/sesaji.
Agama Islam menghendaki agar setiap aktivitas muslim berkaitan dengan Tuhan. Baik yang sekecil-kecilnya, maupun yang sebesar-besarnya.
Banyak orang yang menyesatkan orang lain karena dorongan hawa nafsu mereka, tanpa mengetahui batas-batas yang ditetapkan. Sesungguhnya Allah mengetahui siapa saja yang melampaui batas.
Tinggalkan dosa yang nyata yang dampaknya segera diketahui.
Jangan makan apa yang tidak disebut nama Allah. Kalau ingin meninggalkan sesuatu, tinggalkan sesuatu karena Allah. Iqra: lakukan segala sesuatu karena Allah. Kalau kamu makan makanan yang haram itu akan mengancam kamu menjadi fasyik (keluar dari agama). Makanan itu punya pengaruh terhadap jiwa.
Toyib: baik dan proporsional. Ada makanan halal tapi tidak toyib. Jangan makan terlalu banyak, jangan juga makan terlalu sedikit. 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman, 1/3 untuk bernafas. Jangan makan yang kamu tidak berselera untuk memakannya. Jangan makan sebelum lapar, dan kalau makan jangan kenyang. Makanlah yang lezat tapi baik akibatnya.
Makanan yang diharamkan Allah itu berdampak buruk bagi manusia.
Kaitkan penyembelihan hewan yang akan dimakan dengan Allah. Baik dengan menyebut namaNya maupun merasakan kebesaranNya.
Dalam pandangan Imam Syafi'i tidak wajib membaca basmallah ketika menyembelih hewan peliharaan. Ada ulama yang berkata, jika seandainya lupa bisa ditoleransi. Jika disengaja tidak bisa ditoleransi.
Ada orang-orang yang berusaha menyesatkan umat Islam dengan menggambarkan sesuatu yang haram dengan sesuatu yang boleh.
Makanan itu punya pengaruh pada jiwa. Seseorang yang makan makanan haram bisa keluar dari agama. Orang yang mengikuti rayuan setan, sedikit demi sedikit bisa menjadi musyrik.
22 Ramadhan 1431H (1/09/2010) - QS AL AN’AAM (122-127)
Orang yang berilmu itu adalah orang yang bercahaya. Orang yang tidak berilmu, orang yang tidak mendapat hidayah namanya orang mati. Karena ia tidak dapat berfungsi sebagaimana kehadirannya. Orang yang melaksanakan fungsinya dengan baik adalah orang yang hidup. Ilmu itu harus diamalkan.
Siapa yang mau mendapat hidayah, dan Allah mau memberi hidayah karena Dia mau. Maka dilapangkan dadaNya sehingga dapat menerima tuntunan-tuntunan agama. Semakin banyak yang dicurahkan Allah, semakin lebar dadanya. Orang yang menutup dirinya, semakin sempit dadanya. Orang yang dilebarkan dadanya, diperdalam qolbunya, menampung banyak kebaikan. Dan jika ada sesuatu yang buruk yang didengarnya, tidak akan berbekas. Siapa yang Allah kehendaki dirinya dalam kesesatan, Allah menjadikan dadanya sempit.
Orang yang tidak beriman itu labil, karena ia tidak punya pegangan. Bagi mereka yang mengikuti jalan yang lurus yang dilebarkan dadanya oleh Allah, maka bagi mereka di akhirat nanti akan masuk ke negeri yang damai. Dan Allah adalah pelindung mereka, itu semua karena disebabkan amal-amal baik yang dilakukannya.
Orang yang melakukan suatu perbuatan yang buruk dan menganggapnya baik, dampak buruknya dia yang tanggung.
Orang bisa terjerumus di dalam suatu hal yang sangat membahayakan melalui langkah kecil dari setan. Langkah pertamanya yang haram.
Siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, ia menyerahkan diri kepada Assalam (pemberi kedamaian).
Dakwah itu ajakan, memberi hidayat/petunjuk, dikemas dengan lemah lembut.
Orang yang mendapat petunjuk Allah itu berjalan di dalam cahaya terang. Orang yang terbiasa dengan sesuatu akan membentuk kepribadiannya. Orang yang terbiasa berbuat baik, akan baik.
Allah menetapkan sistem, jangan cepat-cepat menyalahkan pemimpin.
23 Ramadhan 1431H (2/09/2010) - QS AL AN’AAM (128-134)
Nanti ada suatu hari yang ditetapkan Allah, dimana Allah akan menghimpun mereka semua.
Kesenangan itu ada batasnya.
Hidup ini Allah atur, sehingga bisa jadi orang yang dzolim dikalahkan oleh orang yang dzolim juga. Jangan pernah mau menjadi pelaku penganiayaan. Yang berlaku aniaya pasti akan datang masanya dianiaya oleh pelaku lainnya.
Tuhan tidak menjatuhkan siksa kepada suatu penduduk negeri walau mereka melakukan kedurhakaan secara luar biasa, asalkan mereka tidak tahu bahwa yang dilakukan adalah kedurhakaan.
Setiap orang yang taat, punya tingkat-tingkat yang sesuai dengan amalnya.
Orang dzolim itu bekerjasama, karena tujuannya sama. Kalau tujuannya sudah berbeda pasti mereka akan bertengkar.
Allah bisa menghancurkan orang-orang dzolim melalui orang-orang dzolim juga.
Kelak di hari kemudian, manusia yang durhaka akan menyadari bahwa mereka benar-benar durhaka dan kesalahan itu mereka akui, kesalahan itu karena kelehangan mereka yang enggan menyadari tuntunan-tuntunan Allah.
0 comments:
Post a Comment