Minggu 15 Mei 2011, aku, mbk Widi, teh Is, Chrissy dan adiknya melakukan perjalanan ke Bandung dengan KA Argo Parahyangan. Berangkat dari Gambir sekitar pukul 05.45 WIB. Untung nggak ketinggalan kereta. Ini pengalaman pertama aku ke Bandung naik KA. Menurut info dari teman-teman pemandangannya menakjubkan.
Benar saja, di kanan kiri terbentang pemandangan indah. Selain itu juga lebih nyaman, nggak pake macet dan yang terpenting bisa berselingkuh alias nge-knit di KA.
Tiba di stasiun Bandung sekitar pukul 09.00, kami dijemput tante Yenni Tenza dan langsung meluncur ke Rumah Rajut Yen di daerah Secapa - Hegarmanah. Tempatnya homie banget, dan sudah pasti bikin lapar mata ketika melihat warna warni benang di sekeliling ruangan. Pfiuuuuuuuuuh... untung bisa nahan diri untuk nggak kalap sama benang.
Dari Rumah Rajut Yen, kami melanjutkan perjalanan ke Ruma Mode. Dan sempat mengisi perut yang mulai dangdutan
dengan es durian dan jajanan (Mie Ayam dan bakso tahu) di sekitar Rumah Mode. Dari situ baru meluncur ke Crafty Days yang diadakan oleh Tobucil. Sampai di Tobucil disambut air yang jatuh dari langit. Acaranya seru sekali, ada beberapa workshop yang sedang berlangsung dan yang tak kalah seru, ada bagi-bagi benang gratis.
Ketika sedang asyik melihat-lihat di Tobucil, aku dapat kabar dari adikku kalau ibu sakit. Waaaaaah udah mulai panik. Aku coba telpon kakak pertamaku, ponakan 1 dan 2, semuanya nggak bisa dihubungi. Panik deh, langsung nggak konsen dengan acara disana dan pikiran tertuju ke ibu di rumah. Tapi dalam keadaan panik, perjalanan mesti harus dilanjutkan. Karena aku sudah membeli tiket KA esok hari (Senin, 16 Mei pukul 05.30).
Dari Tobucil kami dijemput mbk Iffon dan berlanjut ke Herritage dan Casecade. Disitulah kalap melihat aneka baju bayi, yang kebetulan aku mendapat tugas membeli kado untuk Hana Aish Salma. Usai belanja di 2 FO itu, perjalananpun berlanjut ke Rumah Bancakan untuk memberi makan naga di perut. Setiba di lokasi, wow antriannya panjang dan pengunjungnya benar-benar banyak. Menu yang disajikan pun tak kalah banyak. Dengan harga yang relatif bersahabat dengan kantong.
Yang unik dari rumah makan itu, piring yang digunakan untuk makan adalah piring kaleng. Dan abah pemilik RM sendiri yang mengisi tisue di setiap meja. Setelah puas memanjakan perut, kami melanjutkan perjalanan ke Hyperpoint. Tujuan utama adalah Durian Bakar. Tapi sayang sekali, Durian Bakarnya sudah habis. Hiks...hiks... masih penasaran nih sama Durian bakar :(
Setelah belanja oleh-oleh, Chrissy dan adiknya langsung kembali ke Jakarta. Sementara mbk Iffon mengantar kami bertiga ke rumah tantenya Teh Is untuk bermalam disana. Karena pukul 05.30, kami bertiga harus kembali ke Jakarta.
Tante Yenni, makasih ya sudah mau menjemput dan nge-drop kami. Maaf ya tante sudah merepotkan. Mbak Iffon makasih ya udah mau direpotin nganter kami selama disana. Maaf ya mbak ngerepotin.
0 comments:
Post a Comment