Aku tak pernah jemu menatap wajahnya yang terlukis di dalam foto. Foto lama yang sudah usang warnanya. Entah diambil tahun berapa foto itu. Aku meletakkan beberapa lembar fotonya di bagian bingkai cermin kamar tidurku.
Rasanya setiap kali aku menatap wajahnya, ia melemparkan senyumnya. Padahal seingatku, ia jarang sekali tersenyum. Lebih sering terlihat muram dan kadang mengerutkan dahinya karena sedang marah.
Allah begitu sayang padanya, sehingga 6 tahun yang lalu ia pergi untuk selamanya. Meninggalkan kami semua. Duka itu begitu mendalam di hatiku. Karena selama ini aku selalu bersitegang dengannya. Kami selalu berbeda pendapat. Dan aku tak pernah segan mengkritiknya jika pemikiran, perkataan atau tindakannya jika tidak baik menurutku.
Ayah, semoga engkau bahagia disana. Maafkan semua dosa dan salahku. Maafkanlah aku karena belum dapat membahagiakanmu semasa hidupmu. Insya Allah, aku akan selalu menyebut namamu dalam doa-doaku. Dan akan kurawat rumah terakhirmu sampai ajal memanggil.
Tuhan, aku rindu sekali pada ayahku. Lapangkan dan terangi kuburnya ya Rabb. Ampuni semua dosa-dosanya. Tempatkanlah ia di tempat terbaik di sisimu.
Partisipasi Lomba FF Anak dan Ayah: http://intan0812.multiply.com/journal/item/185/Hadiah_Lebaran_dari_berkah_membuat_FF
0 comments:
Post a Comment