Mimpi Bayu pun terhalang oleh keinginan keras sang kakek, yang sangat membenci sepakbola. Dan menginginkan Bayu untuk menjadi pebisnis agar dapat mengangkat harkatnya. Kebencian kakek terhadap sepakbola, membuat Bayu kecewa dengan kakek. Karena sepatu bola milik Bayu, dibakar oleh kakek. Dan kakek tidak ingin melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan sepak bola.
Dalam novel ini pun ditulis sebuah kisah persahabatan Bayu dengan Heri, seorang anak yang lumpuh dan gagap karna trauma kecelakaan yang merenggut nyawa mama Heri. Ternyata mereka punya mimpi yang sama.
"Hidup itu kadang seperti pertandingan sepak bola. Ada pemain yang masuk, ada yang keluar. Kadang dia di pihak kita, kadang di pihak lawan. Datangnya bisa berdekatan waktunya, begitu juga keluarnya."
Novel ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Hanya satu pertanyaan, kenapa saat ini merekam masih pake kaset? Kenapa tidak menggunakan handphone? Apa karna settingnya beberapa puluh tahun yang lalu?
Kelanjutan cerita Bayu bisa dinikmati melalui film GARUDA DI DADAKU, yang akan ditayangkan di Bioskop pada bulan Juni 2009.
Boina con ochos al crochet
9 years ago
0 comments:
Post a Comment