Wednesday, December 13, 2006

First Time In Situ Cangkuang - Garut

Dari acara Jumpa Penulis Blogfam II di Bandung, kami langsung meluncur ke arah Garut. Rencana awal adalah ke Pamengpeuk, tapi karna beberapa hal akhirnya niat ke sana diurungkan. Sempat ingin bermalam di cipanas, tapi gak jadi akhirnya balik ke arah Leles dan berhasil merepotkan sebuah keluarga dekat salah seorang dari kami. Sebenarnya gak masalah kalopun harus tidur di mobil, yg kuinginkan hanya sholat dan mandi. Akhirnya dengan berat hati kami pun menjadi tamu tak diundang yg datang di tengah malam buta.

Aku pasang alarm jam 04.30, tapi ternyata blom ada yg bangun akhirnya kulanjutkan tidur lagi. Tidur ayam sih judulnya, bukan tidur sama ayam loh :P. Jam 05.00 tuan rumahnya baru bangun, aku ikut bangun langsung mandi dan sholat. Brrrrrr.... dingin bo airnya tapi seger. Abis sholat, aku bersama 2 orang temanku berniat untuk jalan2 dengan harapan bisa ketemu sama tukang bubur ayam atau lontong sayur atau apalah yg bisa buat sarapan. Kami bertiga membelah areal persawahan yang terhampar dengan bentangan hijaunya daun. Menyebrangi sungai yang jembatannya terbuat dari 3 batang bambu besar yang membentang diatas aliran sungai. Melewati bentangan balong yang dihiasi dg indahnya teratai putih dan didominasi dg teratai merah. Melewati tanah pemakaman dan tibalah di salah satu kampung adat Pulo. Yang merupakan pintu gerbang untuk memasuki ke areal Situ Cangkuang.

Dalam Kampung Adat Pulo ini, hanya terdiri dari 4 buah rumah panggung. Yang halamannya merupakan bentangan pasir hitam. Di depan rumah ditumbuhi 2 macam pohon kaktus besar, pohon mangga harum manis yg sedang ranum, kembang ceplok piring, kembang sepatu, pohon sri rejeki, dan beberapa tanaman lainnya yang membuat suasananya menjadi asri dan nyaman. Kami langsung menuju ke situ Cangkuang yang saat itu masih tutup tapi pagar menuju Candi Cangkuang sudah terbuka. Sebenarnya masuk ke Candi Cangkuang itu dikenakan biaya Rp. 2.000,- untuk orang dewasa, berhubung kami datang lebih pagi dari petugasnya jadi kami masuk dg gratis. Kami bertiga tanpa ragu memasuki gerbang menuju Candi Cangkuang yang dikelilingi pohon2 besar yang konon kabarnya sebagai tempat penelitian. Tak hentinya kumengagumi kebesaran Illahi Rabbi. Subhanallah... Allahu akbar. Sayangnya momen indah itu tak bisa diabadikan karna digicam-nya lagi di charge dan lupa bawa batre serep dan keindahan itu hanya bisa kurekam dalam memori otakku yang sudah hampir overload dg skripsi. Ada sih beberapa dokumentasi yg kusimpan dalam hape.

Kami duduk di bawah rindangnya pohon yang mengelilingi Candi Cangkuang sambil meluruskan kaki yang lumayan jadi keras karna telah melewati perjalanan sekitar 6 KM. Hmmmm... ada yang ngerasa berat badannya turun, iya turunnya ke betis hehehhee. Setelah puas dengan menikmati kebesaran Illahi Robbi di Situ Cangkuang, kami melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah singgah di daerah Leles sambil berharap bertemu tukang bubur ayam atau tukang lontong sayur. Tapi apa daya ketemunya sama ibu penjaja makanan yg dibungkus dg daun pisang, ada pepes tahu, pepes ayam, pepes daging, oncom, dll. Ada yg dah gak kuat nahan laper bo, akhirnya dengan sangat terpaksa melahap 2 bungkus oncom. Gimana rasanya? Setelah lelah menanti lewatnya tukang bubur ayam atau bahkan lontong sayur dan juga angkot serta delman, akhirnya ketemu juga sama delman. Kami langsung menghampiri delman itu yg sebelumnya sudah di stop sama seorang ibu dan ibu itu mengalah naek ojek demi kami bertiga. Makasih ya bu, keliatan ya bu di wajah kami tergambar kelelahan dan kelaparan yg teramat sangat ;)

Kelaparan yg teramat sangat itu terobati dengan nasi putih ditemani gurame goreng yg garing sehingga memberikan kalsium plus karna ada yg makan tinggal kepalanya aja ditambah nikmatnya sambel terasi dan ketimun sebagai lalapannya. Ada yg menyesal gak ikut ke Situ Cangkuang, lagian tidur mulu seh :P. Next time kesana aja sama hmmm... hmmm... ya ;) Perjalanan yg menyenangkan, teramat sangat menyenangkan :). Thanx guys for a very beautiful trip.

0 comments: