Tuesday, September 07, 2010

Tafsir QS Al An'Aam Ayat 135-158

24 Ramadhan 1431H (3/09/2010) - QS AL AN’AAM (135-140)

Siapapun yang berlaku aniaya, tidak bisa memperoleh apa yang diinginkan. Karena kedzoliman/penganiayaan itu bertingkat-tingkat. Puncaknya adalah mempersekutukan Allah.

Banyak hal yang diluruskan oleh Al Qur'an supaya terjadi keseimbangan dalam hidup ini, supaya terjadi hal-hal yang membawa kebahagiaan.

Sebab pertengkaran ada 2, harta dan perempuan.

Semakin jauh penganjur kebaikan dengan masyarakatya, maka semakin besar kemungkinan terjadinya penyelewangan & kedzoliman. Keburukan kalau tidak lagi diulang-ulang, itu bisa dianggap baik. Kebaikan jika tidak lagi dikerjakan, bisa dianggap buruk.

  • Masa Nabi Muhammad adalah masa yang penuh keburukan dan kedzoliman. Beliau diutus untuk memberantas kedzoliman.

  • Pembunuhan anak-anak perempuan pada masa lalu jika dibanding dengan aborsi yang ada pada masa kini, maka aborsi itu lebih kejam.

  • Jangan pernah berkata anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan.

25 Ramadhan 1431H (4/09/2010) - QS AL AN’AAM (141-145)

Semua hasil usaha yang diperoleh, hendaknya disisihkan sebagian untuk orang yang membutuhkan.

Jangan melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. Pemberian yang tidak bermanfaat itu tidak baik.

Allah merizkikan setiap orang, rizkiNya yang halal. Setan datang mencampurnya dengan yang haram.Jangan ikuti langkah-langkah setan. Setan itu musuh manusia yang abadi dan jelas.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzolim.

Kebohongan itu pada dasarnya buruk.

Pengharaman itu berasal dari Allah. Tuhan tidak menuntut tanggung jawab menyangkut ketidaktahuan kita.

Setiap ada hak di satu pihak, maka ada kewajiban di pihak lain. Hak itu diperoleh dari Allah, dan kewajiban dibebankan kepada manusia.

  • Yang berhak menghalalkan dan mengharamkan hanya Allah.

  • Jangan melampaui batas, jangan melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat.

  • Ada hal-hal yang diharamkan Allah, kita harus mengindahkannya. Jangan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, atau sebaliknya.

26 Ramadhan 1431H (5/09/2010) - QS AL AN’AAM (146-150)

Allah menjatuhkan siksa duniawi kepada seseorang disebabkan karena dosanya, dan siksaan Allah adalah pendidikan baginya.

Terkadang kita tidak tau apa yang dikehendaki Allah terhadap kita. Kita tau apa yang diperintahkan dan dilarang, tapi belum tentu kita tau apa manfaatnya.

Allah tidak menurunkan ajaranNya untuk dibahas oleh manusia.

Setiap orang mengharamkan sesuatu harus ada dalilnya.

Petik hikmah itu walau dari mulut orang gila.

  • Hati-hati yang melanggar bisa berakibat adanya larangan-larangan konsekuensi dari pelanggaran itu.

  • Jangan pernah mempersamakan antara ijin Allah dan restu Allah.

  • Nanti ada bukti yang sangat jelas yang akan terlihat di hari kiamat.

27 Ramadhan 1431H (6/09/2010) - QS AL AN’AAM (151-153)

Tilawah: membaca Al Qur'an sekaligus melaksanakan kandungannya.

Jangan ada jarak antara kita dan orang tua.

Kalau berbicara adillah, walau pembicaraannya merugikan orang lain.

Dalam jiwa manusia perzinahan itu dinilai buruk. Sehingga jika terjadi perzinahan, maka dampak buruknya bisa mempengaruhi anaknya. Dasarnya manusia yang normal tidak mau berzinah.

Kita berkewajiban untuk berbuat baik kepada orang tua. Kita harus menepati janji kepada siapapun. Amanah.

Kalau perintah orang tua bertentangan dengan perintah Tuhan, jangan diikuti. Tapi tetap harus hormat pada orang tua.

  • Tuntunan-tuntunan Al Qur'an adalah prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan diri sendiri.

  • Kesadaran bahwa ajaran agama luas, bisa menampung sekian banyak perbedaan selama perbedaan itu tidak keluar dari koridor Al Qur'an dan sunnah. Karena itu jangan bertengkar dengan orang yang berbeda mazhab, karena jalan menuju surga lebar.

28 Ramadhan 1431H (7/09/2010) - QS AL AN’AAM (154-158)

PetunjukNya mengandung banyak kebajikan.

Al Qur'an itu bukan sekedar untuk dibaca, tapi untuk dipelajari berulang-ulang. Setiap mempelajari 1 ayat, bisa jadi kita pahami ayat tersebut berbeda dengan ketika kita mempelajari lagi berikutnya.

  • Allah menurunkan Kitab Suci sebagai petunjuk. Allah menurunkan Al Qur'an supaya tidak ada dalih bagi siapapun di hari kemudian untuk berkata bahwa ia tidak tau. Al Qur'an untuk dipelajari dan dibaca berulang-ulang.

  • Jika seorang wafat dan tidak beriman, konsekuensinya berat.

0 comments: