Monday, September 27, 2010

Membatik Itu Menyenangkan


Jum'at 24 September 2010, aku sengaja cuti dari kantor khusus untuk berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta. Aku pergi bersama mbak Hanna Permanik (onie) dan tante Yetty. Dari Blok M Plasa sekitar jam 10.00. Kami diantar seorang supir yang berasal dari Cikarang dan dia sama sekali nggak tau jalan Jakarta. :( Berbekal tanya sana-sini dan sempat salah jalan alias nyasar, kami pun tiba di Museum Tekstil.

Tujuan awalku dan onie berkunjung kesana, untuk belajar mem-Batik. Kami masuk ke sebuah ruangan yang berisi beragam motif kain tradisional Indonesia maha karya anak negeri. Ada juga ala pemintal kapas, alat tenun bukan mesin, alat membatik dan lain-lain. Tiba di satu ruangan di ujung kanan dari pintu masuk, kami dikejutkan dengan sebuah maha karya dari teman-teman rajuters. Sebuah SELIMUT RAJUT yang berhasil mendapat pengesahan dari MURI, bertengger dengan cantik disana.

Setelah itu, kami menuju Workshop Center. Disana kami dibuat kagum dengan turis-turis Jepang yang sedang asyik membatik. Dan kami pun ikutan membatik juga. Sayangnya motif yang kami inginkan tidak ada, jadi kami diminta menjiplak sendiri motif sesuai keinginan. Setelah itu kami baru menggoreskan malam di kain yang sudah bermotif. Nah kehebohan pun terjadi. Canting yang kupakai dan juga canting yang dipakai tante Yetty, awalnya baik-baik saja. Lama-lama kok malamnya tidak mau keluar dari canting. Sementara canting onie baik-baik saja.

Setelah onie selesai, akhirnya ia berbaik hati meminjamkan cantingnya padaku. Tapi kok malah meleber *whuuuaaaaaaa*. Gurunya disana pada asyik sama urusannya masing-masing :((. Apa karena biayanya terlalu murah ya? Jadi mereka tidak mau benar-benar mengajari? Sayang banget hasilnya jadi berantakan. :(

Setelah selesai menggoreskan malam di kain bermotif, kami ditanya mau diwarnai apa kainnya. Aku memilih warna hijau, tapi sayangnya nggak ada. Jadi ganti warna merah. Sementara onie dan tante, memilih warna ungu. Setelah kain selesai digoreskan dengan malam, kemudian dilakukan pewarnaan. Kain yang sudah diberi warna dimasukkan ke dalam panci berisi air panas yang diletakkan di atas kompor yang menyala, tujuannya untuk menghilangkan lilin yang menempel pada kain. Proses terakhir, menjemur kain. Asyiiiiiiiiik akhirnya jadi juga belajar membatik ;)

Sekitar jam 13.30, kami meninggal Museum Tekstil menuju Thamrin City untuk memanjakan perut yang sudah dangdutan. Jadi makan siangnya hampir kesorean.

Tante dan onie, makasih ya untuk hari yang indah. *mwuaaaaaaaaah*

2 comments:

Nurul said...

waaahh..akhirnya perjuangan tidak sia-sia yaa...rajuters mulai dikenal masyarakat Indonesia. Senangnya bisa belajar membatik, aku juga kepingiiiinnnn

Linda said...

alhamdulillah mbk, ikut seneng dg hasil karya bersama yg bisa dipajang di Museum :) asyik loh mbk membatik. tp kemaren itu belajarnya gak bener2. karna yg ngajar sibuk sama urusan masing2. mungkin karna biayanya murah :((