Thursday, March 08, 2007

Ketika Cinta Bertasbih

Membaca Novel ini membuat kita seolah-olah berada di Negeri 1000 Menara, Negerinya Para Nabi, Negeri Mesir. Novel ini menceritakan perjuangan para mahasiswa/mahasiswi Indonesia dalam menuntut ilmu. Ada yang benar-benar menuntut ilmu karna memang berasal dari keluarga berada. Tapi ada juga yang harus banting tulang berjualan tempe dan bakso agar dapat menghidupi keluarganya di Indonesia. Sehingga harus menunda kelulusan kuliah S1-nya selama 9 tahun hanya agar tetap dapat mencari uang untuk membiayai hidup keluarganya di Indonesia. Dia adalah Abdullah Khairul Azzam yang juga sering disebut Mas Insinyur karna kepiawaiannya membuat tempe dan bakso. Pelanggannya bapak-bapak dari KBRI. Karna kepiawaiannya itu pula, ia bisa berteman dengan putri Dubes, Eliana. Seorang wanita yang pernah membuat Azzam terpesona ketika pertama kali melihatnya. "Man jadda wajada: Siapa yang bersungguh-sungguh berusaha akan mendapatkan yang diharapkan." Jangan biarkan orang lain lebih tahu banyak tentang dirimu. Bekerjalah dengan senang hati dan dengan ketenangan jiwa, yang membuat kamu menyadari, bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan mendatangkan hasil yang benar.

Selain itu dalam novel ini menceritakan bagaimana seorang mahasiswa Indonesia yang berprestasi karna lulus S2 dg predikat suma cumlaude yang terjangkit virus HIV AIDS karna ditulari seseorang yang mengaku sebagai Miss Italiana yang memang mempunyai tugas menulari virus mematikan itu kepada penduduk Mesir. Furqan nama pemuda yang tertulari penyakit mematikan itu. Penyakit mematikan itu tlah membuat dirinya tak lagi semangat untuk hidup. Semua harapan dan cita-cita yang tlah direncanakan serasa tiada artinya lagi.

Bukan Kang Abik kalo dalam novelnya tak ada cerita tentang percintaan antara 2 anak manusia. "Bukannya aku tidak mencintaimu. Sungguh aku sangat mencintaimu. Dan bukannya aku tidak mendamba hidup bersamamu. Sungguh aku sangat ingin hidup bersamamu. Namun tidak semua yang didamba manusia pasti diraihnya. Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak mau kehilangan cintaNya. Aku mendamba hidup bersamamu, tapi aku lebih mendamba hidup bersama ridhaNya. Mari kita sama-sama insyaf. Cinta sejati itu tidak menzalimi. Cinta sejati berorientasi ridha Illahi." Itulah penggalan surat dari Fadhil kepada Tiara, wanita yang rencananya akan dikhitbah setelah ia lulus kuliah tapi ternyata tlah didahului dikhitbah oleh sabahatnya semasa di pesantren yaitu Zulkifli. Di hari pernikahannya, hati Tiara bagai dibetot dari jasadnya mendengar Fadhil orang yang dicintainya dan telah menolak cintanya karna tak mau mengkhianati sahabatnya Zulkifli, menjadi vokalis tim nasyid yang menghibur para undangan. Tiara benar-benar didera kesedihan yang mencekik leher. Ulu hatinya bagai ditusuk-tusuk belati berulang kali.

Betapa bergairahnya hidup memiliki bunga-bunga harapan. Dan bunga harapan paling indah adalah harapan mendapat cinta dari orang yang dicinta. Bunga harapan paling menggairahkan dan paling menghidupkan adalah harapan mereguk cinta sambil bertasbih dan bertahmid memuji dan menyucikan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya segala sesuatu. Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan. (QS. An Najm:[53]:42-45)

0 comments: