Tuesday, March 27, 2007

Antara Amanat dan Permintaan

Pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan doa dari teman-teman semua agar diberikan yang terbaik untuk keluargaku, semoga doanya dikabulkan, amin. Setelah sejak Rabu minggu lalu mbah gak tidur, akhirnya kemaren (Senin, 260307) mbah bisa tidur pulas. Tentu saja hal ini membuat hati kami senang. Dan kami berpikir, mbah akan sehat lagi. Pak Deh (kakaknya ibu) yang dari Madiun udah pamitan mau pulang hari ini. Bulek (adik bungsu ibu) yang dari Batu - Wonogiri, juga udah pamitan mau pulang semalam. Mereka berpamitan karena melihat kondisi kesehatan mbah yang mulai membaik.

Kemarin sepulangku kerja, mbah sedang ditemani sama ibu, pakdeh dan adik bungsunya ibu. Mbah terlihat lemas sekali, mungkin semenjak hari Kamis sampai hari hari Minggu tubuhnya dipinjam entah oleh siapa dan diajak berkelana entah kemana. Mbah bilang:

Urip matiku neng kene. Yen aku mati, aku arep dipendem neng kene. Anak, cucu, buyutku neng kene kabeh. Aku ora gelem dipendem neng Jowo. [Hidup matiku disini. Jika saya mati, saya mau dimakamin disini aja. Anak, cucu, buyutku, disini semua. Saya gak mau dimakamkan di Jawa.]

Ibu, pakdeh dan bulekku tersenyum. Entah merasa lega atau bagaimana. Karena waktu malam Minggu, ada seorang pakdeh (kakak iparnya ibu/suaminya kakak sepupu ibu) yang menyampaikan amanat dari mbah, bahwa beliau minta dimakamkan di Jawa. Pakdeh bilang, mungkin itu permintaan terkahir dari mbah yang harus dipenuhi. Saat mendengar perkataan dari pakdeh, wajah ibu terlihat berubah. Yang pasti terpikir dalam benaknya darimana biaya itu bisa diperoleh?

Kemarin siang, aku tanyakan mengenai amanat dan permintaan dalam pandangan Islam pada 2 orang sahabatku. Mereka bilang intinya:
Islam itu memudahkan.
Sunnahnya dimana dia wafat, maka disitu dia dimakamkan. [Begitu bunyi sms dari seorang sahabat]

Pagi ini aku googling mencari kejelasan mengenai pandangan Islam tentang 2 hal itu. Tapi gak ketemu euy. Masih penasaran aja pengen baca lengkapnya mengenai penjelasan 2 hal tersebut. Kalo ada yang tau mengenai hadist yg berhubungan dengan 2 hal tersebut, mau donk informasinya.

Ba'da Maghrib, mbah membaca alfatihah sebanyak 3x. Lalu ia mulai beramanat, ia mengulangi perkataannya yang ingin dimakamkan di Jakarta. Ia juga gak keberatan jika dimakamkan bersebelahan dengan makam bapakku. Ia beramanat dalam keadaan mata terpejam di depan keluarga besarku [ibu, kakak & adik kandungku, pakdeh, bulek, pakle & 2 orang anaknya, budeh dan pakdeh yg tinggal di Singgalang, bulek dan paklek yg tinggal di Cipadu]. Mbah berpesan sama pakdeh dan bulek yang mau pulang ke Jawa, untuk pulang hari ini jam 8 pagi. Jangan barengin yang pada mau berangkat kerja. Setelah selesai beramanat, mbah berpamitan mau tidur dengan mengucapkan Assalamu'alaikum - Wa'alaikumsalam. Serentak kami yang ada disitu menjawab salamnya wa'alaikumsalam wr wb. Dan mbahpun tertidur pulas sampai mengorok. Pakdeh dan bulek yang berencana mau pulang, akhirnya mengurungkan niatnya. Semalaman kami semua menemani mbah. Sampai tadi pagi waktu aku berangkat kerja, mbah masih tidur dan mengorok.

Ya Allah, Yang Maha Kasih
Berikanlah yang terbaik
Untuk mbah dan keluargaku
Mudahkan jalannya, ya Rabb. Amin

0 comments: