Friday, January 26, 2007

Ide Segar Dari Kota Tua

Selesai skripsi, ini otak bener2 buntu ide. Mo posting aja bingung euy merangkai kata2 dan apa yg mau diposting. Hari Rabu ada "Bos" yang ngajakin refreshing ke Pelabuhan Sunda Kelapa (PSK) dan Jembatan Kota Intan (JKI). Pucuk dicinta ulam pun tiba. Lagi buntu ide, diajak refreshing. Siapa juga yang nolak euy. Bos ngajak kabur dari kantor pas jam istirahat. Gilingan tebu dah, bisa2 langsung dipecat deh. Akhirnya deal setelah jam pulang kantor. Namanya juga Bos, dia nyuruh ajudannya untuk jemput Bidadari di kantornya daerah Meruya. Trus Bos itu nunggu di depan halte Depdiknas.

Berhubung sang ajudan gak baca dg teliti isi sms dari Bos, akhirnya pulang ke rumah dulu ngambil digicam (digital camera). Langsung deh minta sang ajudan untuk memacu kuda besinya dengan kecepatan penuh, tapi sayang kuda besinya cuma bisa jalan santai banget. Sekitar jam 17.00 baru deh nyampe di depan halte Depdiknas. Bos dah nunggu lama rupanya. Langsung deh meluncur ke Kuitang. Bos mo beli buku untuk hadiah someone very special.

Sampe Kuitang, Bos langsung melangkahkan kakinya ke sebuah toko buku. Sepertinya toko langganan tuh, soale dah akrab sama penjualnya. Dia sebutin 2 judul buku "Ayat-Ayat Cinta" dan "Keluarga Sakinah". Bos curang, nawarin kita makan tapi dia gak makan. Gaya banget euy, pake diet segala. :P Abis makan langsung meluncur ke Pelabuhan Sunda Kelapa (PSK). Dua kuda besi meluncur menuju ke salah satu Mesjid yang ada di PSK, tapi aku gak mau soale gak ada bidadari lagi selain aku hehehehe. Aku minta Bos untuk sholat di kantor KPLP (Kepolisian Penjagaan Laut dan Pantai) seperti waktu pertama kali kesana. Sekalian mo nostalgia sama almarhum Bapak yang pernah dinas disitu. Lagi kangen nih sama bapak. Waktu kita dateng ada 5 orang bapak2 yang lagi ngobrol di luar kantor dg seragam KPLP. Kita cuek aja masuk mushollanya, pas mau masuk musholla ada seorang ibu berseragam KPLP yg baru selesai sholat. Aku minta ijin sama beliau untuk sholat.

Abis sholat kita meluncur ke dermaga. Sayang banget dah gelap, jadi gak keliatan objek yg bagus. Kebetulan di salah satu pojok dermaga ada pancaran lampu yang cukup memberi penerangan keadaan di sekitar. Akhirnya kita berfoto ria disitu. Orang2 di sekitar situ pada ngeliatin kita yg dengan cueknya bergaya di depan kamera :). Penyesalan waktu pertama kali kesini terbalaskan sudah. Soale waktu pertama kali kesitu gak punya kamera.

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa konon sudah ada sejak abad ke-12. Kala itu pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat, Pajajaran, terletak dekat Kota Bogor sekarang. Kapal-kapal asing yang berasal dari China, Jepang, India Selatan, dan Arab sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi kekayaan tanah air saat itu. Bahkan, pada abad ke-15 sempat diperebutkan berbagai bangsa, seperti Portugis, Inggris, dan Belanda. Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.
Selain itu Pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektar. Setelah beberapa lama disitu, kita meluncur ke Jembatan Kota Intan.

Dari situ kita meluncur ke Jembatan Kota Intan. Jembatan (gantung) Kota Intan dahulu mempunyai fungsi yang penting sebagai sarana penyebrangan. Berlokasi dekat Hotel Batavia, Jl. Kali Besar Barat. Jembatan tua peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1628 itu menghubungkan sisi timur dan barat Kota Intan di Jalan Kali Besar Barat, Jakarta Utara. Namun, jembatan yang hampir semuanya terbuat dari kayu tersebut sekarang tidak berfungsi lagi. Merujuk sejarah, jembatan di kawasan Kota Intan ini pernah lima kali berganti nama. Pada tahun 1938 di masa pemerintahan Ratu Juliana, jembatan direnovasi dan namanya diubah menjadi Jembatan Ratu Juliana (Ophaalsburg Juliana). Nama akhirnya berubah menjadi Jembatan Kota Intan karena di kawasan tersebut terdapat kastil Batavia bernama `Diamond`.

Sayang seribu kali sayang, batre kamera gak mendukung. Baru dapet beberapa objek dah abis batrenya. Kalo batre blom abis, dijamin bakalan sampe malem deh disana. Akhirnya dengan sangat terpaksa meninggalkan tempat itu dengan sedikit rasa kecewa dan langsung meluncur ke rumah. Senang euy dapat ide segar setelah perjalanan yg berlangsung secara dadakan. Gak sabar nunggu travelling berikutnya ;)

Hasil jepretannya ada di my gallery.

0 comments: